free glitter text and family website at FamilyLobby.com

Jumaat, 12 Julai 2013

KREATIVITAS PENGGUNAAN LAGU-LAGU GAMBANG KROMONG DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (UPAYA MENSOSIALISASIKAN BAHASA BETAWI SEBAGAI BUDAYA LOKAL DI JAKARTA)


Dr. Tuti Tarwiyah Adi, M.Si 1

Jakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia merupakan kota dengan berbagai etnik dan budaya.  Salah satunya adalah Betawi yang dikenal sebagai etnik local Jakarta,  Budaya Betawi memiliki kekhasan tersendiri karena terbangun dari berbagai macam budaya baik lokal, nusantara maupun mancanegara.  Salah satu produk budaya Betawi adalah musik Gambang Kromong.  Musik ini dipengaruhi music Cina dengan penggunaan alat music gesek Kongahyan, Tehyan, dan Sukong Tangganada yang digunakan umumnya menggunakan tangganda pentatonic dan syair lagunya menggunakan pantun atau rima.  Ciri khas lainnya adalah menggunakan bahasa Betawi atau setidaknya menggunakan dialeg bahasa Betawi saat berkomunikasi atau improve berdialog untuk memberi penekanan lagu sehingga membuat lagu terkesan jenaka dan menyegarkan.  Sayangnya, lagu-lagu Gambang Kromong yang indah dan lucu hanya diketahui dan diminati oleh kelompok terbatas juga yaitu kelompok praktisi beserta keluarganya.  Dalam pengamatan penulis selama ini sebagai instrukrur seni budaya bagi guru-guru yang akan mendapatkan sertifikat professional (bersertifikasi professional) hampir tidak ada guru seni budaya yang memperkenalkan lagu Gambang Kromong selain hanya sebagian kecil memperkenalkan lagu daerah.  Padahal, lagu-lagu Gambang Kromong terutama yang telah masuk kategori lagu Gambang Kromong modern amat sarat menggunakan bahasa daerah Betawi, sedangkan lagu Gambang Kromong yang masuk kategori lagu lama/lagu daerah (lagu sayur) amat sarat dengan muatan pantun.  Jika syair lagu Gambang Kromong yang umumnya menggunakan bahasa daerah Betawi diajarkan pada siswa, dikaji maknanya lalu dinyanyikan, tentu akan menarik dan menambah wawasan siswa tentang kekayaan budaya bangsanya.  Demikian juga jika lagu-lagu Gambang Kromong yang berasal dari lagu daerah yang bermuatan pantun/rima diperkenalkan dan dikembangkan sesuai keinginan dan kebutuhan, tentu akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan berrmakna.  Sungguh bijak dan elok guru yang mau dan dapat memanfaatkan lagu Gambang Kromong baik sebagai media pembelajaran maupun sebagai tujuan pembelajaran itu sendiri.  Sungguh cerdas guru yang mau dan dapat memanfaatkan lagu Gambang Kromong yang syairnya telah dikembangkan walau hanya sekedar saat membuka pelajaran, intermezzo (ice breaking) atau saat menutup pelajaran.  Apalagi jika mengajak anak berkreasi bekerjasama membuat pantun lagunya sesuai dengan tema yang ditetapkan atau tujuan pembelajaran yang diinginkan.  Jika ini terjadi, maka di samping tujuan pembelajaran dapat tercapai, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, kesenian pun dapat dikembangkan dan dilestarikan.  Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.
. 
Keywords: Kreativitas, Gambang Kromong, Budaya Betawi,  Seni Budaya, Pantun, Rima.
[1] Dr. Tuti Tarwiyah Adi, M.Si. Lecturer/The head of Ensemble academic lector at Music Department, Language and Arts Faculty, Early Childhood Education Lecturer at Faculty of Education, the Lecturer of Early Childhood Post Graduate Program at the State University of Jakarta. The Writer of: 1.Analisis SWOT, Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah,  (SWOT Analysis, Education Policy on Regional Autonomy Era), 2. Cerdas Ganda Anak Usia Dini melalui Nyanyian, 3. Maen Yook Permainan Anak Betawi yang Menggunakan Nyanyian. The Head of Culture Conservation Division at Betawi Cultural Institution (Lembaga Kebudayaan Betawi/LKB 2009-2012), the Head of Creative Team at Betawi Cultural Institution (Lembaga Kebudayaan Betawi/LKB 2012-2015), the Head of Sports and Arts Forum Silaturahmi Pendidik Betawi/FSPB)  

Tiada ulasan:

Catat Ulasan