Dr. Tuti Tarwiyah Adi, M.Si 1
Jakarta sebagai
ibu kota Republik Indonesia merupakan kota dengan berbagai etnik dan
budaya. Salah satunya adalah Betawi yang
dikenal sebagai etnik local Jakarta,
Budaya Betawi memiliki kekhasan tersendiri karena terbangun dari
berbagai macam budaya baik lokal, nusantara maupun mancanegara. Salah satu produk budaya Betawi adalah musik
Gambang Kromong. Musik ini dipengaruhi
music Cina dengan penggunaan alat music gesek Kongahyan, Tehyan, dan Sukong
Tangganada yang digunakan umumnya menggunakan tangganda pentatonic dan syair
lagunya menggunakan pantun atau rima.
Ciri khas lainnya adalah menggunakan bahasa Betawi atau setidaknya
menggunakan dialeg bahasa Betawi saat berkomunikasi atau improve berdialog
untuk memberi penekanan lagu sehingga membuat lagu terkesan jenaka dan
menyegarkan. Sayangnya, lagu-lagu Gambang
Kromong yang indah dan lucu hanya diketahui dan diminati oleh kelompok terbatas
juga yaitu kelompok praktisi beserta keluarganya. Dalam pengamatan penulis selama ini sebagai
instrukrur seni budaya bagi guru-guru yang akan mendapatkan sertifikat
professional (bersertifikasi professional) hampir tidak ada guru seni budaya
yang memperkenalkan lagu Gambang Kromong selain hanya sebagian kecil
memperkenalkan lagu daerah. Padahal, lagu-lagu
Gambang Kromong terutama yang telah masuk kategori lagu Gambang Kromong modern
amat sarat menggunakan bahasa daerah Betawi, sedangkan lagu Gambang Kromong
yang masuk kategori lagu lama/lagu daerah (lagu sayur) amat sarat dengan muatan
pantun. Jika syair lagu Gambang Kromong
yang umumnya menggunakan bahasa daerah Betawi diajarkan pada siswa, dikaji
maknanya lalu dinyanyikan, tentu akan menarik dan menambah wawasan siswa
tentang kekayaan budaya bangsanya.
Demikian juga jika lagu-lagu Gambang Kromong yang berasal dari lagu
daerah yang bermuatan pantun/rima diperkenalkan dan dikembangkan sesuai
keinginan dan kebutuhan, tentu akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik
dan berrmakna. Sungguh bijak dan elok
guru yang mau dan dapat memanfaatkan lagu Gambang Kromong baik sebagai media
pembelajaran maupun sebagai tujuan pembelajaran itu sendiri. Sungguh cerdas guru yang mau dan dapat memanfaatkan
lagu Gambang Kromong yang syairnya telah dikembangkan walau hanya sekedar saat
membuka pelajaran, intermezzo (ice
breaking) atau saat menutup pelajaran.
Apalagi jika mengajak anak berkreasi bekerjasama membuat pantun lagunya
sesuai dengan tema yang ditetapkan atau tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Jika ini terjadi, maka di samping
tujuan pembelajaran dapat tercapai, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, kesenian
pun dapat dikembangkan dan dilestarikan. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau
terlampaui.
.
Keywords:
Kreativitas, Gambang Kromong, Budaya Betawi,
Seni Budaya, Pantun, Rima.
[1] Dr. Tuti Tarwiyah Adi, M.Si. Lecturer/The head of Ensemble
academic lector at Music Department, Language and Arts Faculty, Early Childhood
Education Lecturer at Faculty of Education, the Lecturer of Early Childhood
Post Graduate Program at the State University of Jakarta. The Writer of: 1.Analisis SWOT, Kebijakan Pendidikan Era
Otonomi Daerah, (SWOT Analysis,
Education Policy on Regional Autonomy Era), 2. Cerdas Ganda Anak Usia Dini melalui Nyanyian, 3. Maen Yook Permainan Anak Betawi yang
Menggunakan Nyanyian. The Head of Culture Conservation Division at Betawi
Cultural Institution (Lembaga Kebudayaan Betawi/LKB 2009-2012), the Head of
Creative Team at Betawi Cultural Institution (Lembaga Kebudayaan Betawi/LKB
2012-2015), the Head of Sports and Arts Forum Silaturahmi
Pendidik Betawi/FSPB)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan